BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM.
Terkadang
kita merasa perjalanan waktu kita masih lagi panjang. Kita mampu melakukan
banyak perkara yang kita sukai. Andai kita melakukan dosa, kita merasa kita
punya kesempatan untuk bertaubat dan memohon keampunan kepada Allah pemilik
alam semesta.
Namun!
Pastikah kita bahawa kita punya kesempatan untuk semua itu? Pastikah kita, kita
akan hidup seratus tahun lagi. Jangankan kata seratus tahun, pastikah kita
jasad kita masih bernyawa sedetik setelah ini? Pasti jugakah kita, kita mampu
bertaubat di saat kita benar-benar sedang keinsafan? Di saat kita sedar bahawa
kita punya banyak dosa yang telah kita lakukan, pastikah kita, kita akan diberi
kesempatan oleh Allah untuk bertaubat?
Andai
waktu tidak lagi berpihak kepada kita, di mana ‘angan-angan’kita mengenai
panjangnya kehidupan kita di dunia ini berada?
Ya!
Ia sudah hilang pergi. Dibawa pergi oleh dunia yang bersifat sementara ini.
Alam
dunia ini sifatnya sementara. Dunia akan lebur, manusia akan hancur menjadi
debu. Apalah hendak dibandingkan kehidupan dunia ini jika hendak dibandingkan
dengan kehidupan akhirat yang tersangat abadi sifatnya. Kekal. Abadi.
Selamanya.
Andai
selama ini kita percaya kita masih punya banyak masa untuk hidup di dunia,
ketahuilah dengan seyakin-yakinnya. Yang bersifat panjang lagi abadi itu adalah
akhirat.
Sungguh
perjalanan akhirat itu amat panjang. Terlalu panjang dan berliku andai kita
tidak bersiap sedia tika di dunia ini.
Peluang
kita hanya di dunia yang sementara ini. Untuk mencari bekal, mengumpul amal dan
‘menempah’ tiket kita ke syurga.
Di
dunia ini sahajalah tempat untuk kita ‘bercucuk tanam’. Dan hasilnya akan kita
tuai di akhirat sana. Walau kelihatan masih jauh, namun percayalah ia
tersangatlah dekat. Makin hampir dengan kita. Makin mahu merapati kita.
Bersiap
siagalah. Bersedia dengan penuh persediaan. Setiap di antara kita diberi peluang
yang saksama oleh Tuhan. Teramat bodohlah andai kita tidak menggunakan akal dan
mata hati kita untuk menilai kehidupan akhirat yang Allah SWT sediakan untuk
kita.
Takdir
manusia. Dari tiada kepada ada. Hidup di alam dunia kemudian dimatikan untuk
menuju ke alam barzakh. Dari alam itu, sekali lagi kita dibangkitkan untuk
menuju alam abadi.
Andai
ada sekelumit rasa percaya kita pada hari akhirat yakni adanya hari pembalasan,
peganglah rasa itu erat-erat. Pegang dan berfikirlah dengan mata hati. Sungguh…
sungguh aku sudah tiada banyak masa lagi…